DAERAHNEWS

Atlet Basket Banggai Diduga Ditelantarkan saat Ikuti BK PON di Palu, Perbasi & KONI Sulteng Disorot

Ilustrasi

BANGGAINEWS.COM- Atlet basket asal Kabupaten Banggai yang mengikuti Babak Kualifikasi atau BK PON di Kota Palu, Sulteng diduga ditelantarkan.

Pelayanan Perbasi Sulteng dan KONI Sulteng dinilai tidak maksimal, meski para atlet dipersiapkan untuk mengharumkan Sulawesi Tengah di ajang PON Sumut-Aceh.

Informasi yang diterima, atlet basket ini mendapat tempat menginap yang kurang layak hingga anggaran yang sangat minim.

Dalam video yang diterima, disebutkan satu atlet basket Kabupaten Banggai dan 2 atlet basket dari Poso dan Parigi Moutong tinggal di rumah yang berjarak sekitar 20 hingga 25 menit dari lokasi pemusatan latihan di Lapangan GOR Kota Palu.

Tiga atlet ini tak satu tempat tinggal dengan attet dari kabupaten dan kota lain. Sebab, tak tersedia mess untuk para atlet basket.

Staf Khusus Bupati Bidang Inovasi, Teknologi, dan Percepatan Pembangunan Taufan Pratama Zasya membenarkan kondisi atlet basket Kabupaten Banggai yang kurang baik ketika mengikuti Babak Kualifikasi PON di Kota Palu.

BACA JUGA:   Soal Lahan Sawah Terdampak Sedimen Nikel di Siuna Banggai, PDK Sanggupi Tiga Poin

“Iya benar, tempat tinggal juga jauh. Uang transportasi juga atlet dari Banggai sangat minim, hanya Rp250 ribu per bulan,” ujar dia dalam keterangan resminya.

Taufan yang terus memantau atlet basket Kabupaten Banggai itu, juga mengungkap fakta mengejutkan.

“Makan biaya sendiri. Untuk sepatu saja pakai biaya sendiri. Padahal, atlet akan ikuti ke PON Sumut-Aceh,” ujar dia.

Selain itu, kata dia, uang saku untuk atlet basket dari Kabupaten Banggai belum juga diberikan sampai saat ini.

Sebenarnya, kata dia, jika Perbasi Sulteng berkoordinasi dengan baik, atlet Kabupaten Banggai bisa menggunakan mess Pemda Banggai di Kota Palu.

“Bagi atlet yg non domisili Palu, justru seperti terlantar, apabila dikoordinasikan dengan baik, kami dari Kabupaten Banggai akan upayakan untuk gunakan mess Pemda Banggai,” terangnya.

Terkait masalah ini, ia telah mengontak Sekjen Perbasi Nirmala Dewi. Sekjen Perbasi meminta agar menyurat secara resmi ke PP Perbasi.

BACA JUGA:   Tersangka dan Barang Bukti Ponsel untuk Merekam Kasus Persetubuhan di Pagimana Banggai Telah Dilimpahkan

“”Kami sudah konfirmasi ke Sekjen Perbasi Nirmala Dewi, bahwa hanya mendapat jawaban kalau Pengprov harus bertanggung jawab. Selain itu Sekjen Perbasi menyarankan untuk menyurat ke PP Perbasi,” katanya.

Sebelum ke Sekjen Perbasi, Taufan telah menghubungi seorang pengurus Perbasi Sulteng. Namun, mendapat jawaban di luar konteks permasalahan yang menimpa atlet basket yang berasal dari luar Kota Palu.

“Salah satu pengurus Perbasi Sulteng hanya menyarankan ‘nanti aja kita urus pak laporan ini, fokus berangkat’. Jawabannya hanya itu saja,” katanya menirukan.

Padahal, kata dia, pelayanan atlet yang maksimal sejak BK PON sangat menentukan kondisi para atlet di BK Pon Bali mendatang.

“Ini mau berangkat, tapi keadaan begini, bagaimana nanti saat bertandang kegiatan full di Bali mendatang?” tegas dia.

Atas kondisi ini, Taufan mendesak Pengprov Perbasi Sulteng turun tangan dengan menyelesaikan sejumlah problem, termasuk soal mess.

BACA JUGA:   JOB Tomori kembali Raih Dua Penghargaan Sekaligus di IOG 2023

“Seharusnya atlet basket itu satu mess agar chemistry bisa terbangun di lapangan, bukan dipisah-pisah seperti ini,” ujarnya.

Selain itu, kata Taufan, atlet dalam BK PON membutuhkan kenyamanan dan pelayanan baik karena akan ikut bertanding.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banggai Yori Ntoi mengatakan, apabila atlet telah berada di Palu untuk mengikuti BK PON telah menjadi tanggung jawab provinsi.

“Kalau dia sudah mengikuti sampai BK PON sudah bukan urusan kita, kan dia membawa nama Sulawesi Tengah,” ujarnya pada Selasa, 26 September 2023.

(*)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News