PUPR Banggai Bahas DED Proyek Perencanaan Infrastruktur

banggainews.com. Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banggai menggelar diskusi laporan pendahuluan dua proyek perencanaan infrastruktur pada Senin, 21 Juli 2025.
Diskusi berlangsung secara maraton sejak pagi hingga sore, membahas Rehabilitasi Jaringan Irigasi Bahulolok di Kecamatan Simpang Raya dan Detail Engineering Design (DED) Sistem Drainase Kawasan Perkantoran Bukit Halimun, Luwuk Selatan.
Proyek Rehabilitasi Irigasi Bahulolok dikerjakan oleh CV Mukti Graha Konsultan, sementara penyusunan DED Drainase Bukit Halimun dilakukan oleh CV Detail Consultant. Kegiatan ini dipimpin oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Astrid Dwijayanthi, mewakili Kepala Bidang Pengairan Takdir Said, ST.
Turut hadir dalam forum ini antara lain Kepala Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Bappeda Banggai Syahbudin Dayanun, Sekcam Luwuk Selatan, serta pejabat teknis dari Bina Marga PUPR Banggai.
Dalam sesi siang, perwakilan CV Detail Consultant, Ashar, ST, memaparkan hasil survei awal DED drainase Bukit Halimun Luwuk.
Ia menekankan bahwa kebutuhan sistem drainase yang terpadu dan efisien menjadi sangat mendesak, mengingat rencana relokasi seluruh kantor pemerintahan Kabupaten Banggai ke kawasan ini dalam lima tahun ke depan.
“Kami telah memetakan lokasi-lokasi untuk inlet dan outlet saluran, serta membagi sistem drainase menjadi delapan ruas,” ujar Ashar.
Lima di antara ruas drainase itu memanjang horizontal, saling terhubung ke arah dua ruas saluran drainase dari arah dataran tinggi di belakang kantor Bappeda ke outlet di simpang tiga jalan kilometer 5 –Bukit Halimun dan simpang tiga Kilometer 8 Tanjung Tuwis –Bukit Halimun Luwuk, di pesisir pantai Luwuk Selatan.
Paparan ini memicu diskusi aktif, khususnya terkait arah aliran air. Para peserta di antaranya mengusulkan agar outlet saluran diarahkan ke lokasi yang lebih aman, seperti kuala mati atau lembah di Kilometer 8, untuk mencegah potensi banjir dan genangan.
Astrid berharap semua masukan dapat diakomodirdalam penyusunan laporan antara. “Terima kasih atas semua masukan yang telah diberikan dalam diskusi laporan pendahuluan ini,” katanya.
Bidang Pengairan PUPR Banggai juga menggelar diskusi laporan pendahuluan DED untuk kawasan rawan abrasi di Pantai Jole dan Keraton, Kecamatan Luwuk, serta Sungai Lobu, Kecamatan Lobu, pada Selasa 22 Juli 2025.
Proyek DED Sungai Lobu dilaksanakan oleh CV Geometrik Konsultan Teknik, sementara DED Pantai Jole dan Keraton dikerjakan oleh CV Rumbea Tri Putra.
Kegiatan berlangsung di Hotel Santika Luwuk dan dibuka oleh Kabid Pengairan Takdir Said, ST, mewakili Kadis PUPR Banggai Dewa Supatriagama.
“Perencanaan DED yang matang sangat penting sebagai fondasi pelaksanaan konstruksi yang tepat sasaran, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Takdir dalam sambutannya.
Ia juga mengapresiasi partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan yang memberikan masukan konstrukfif sehingga DED yang dihasilkan sesuai dengan kondisi teknis dan kebutuhan.
PPK Bidang Pengairan Astrid Dwijayanthi mengungkapkan bahwa kawasan Pantai Jole, khususnya dari Jembatan Pasar Simpong hingga Tugu GMT, sering terdampak gelombang tinggi yang menyebabkan kerusakan tanggul dan mengancam ruas jalan RE Martadinata.
“DED ini akan menjadi acuan penting dalam menentukan struktur pengaman pantai yang efektif, sekaligus mendukung pengembangan kawasan wisata,” jelas Astrid.
Perwakilan CV Rumbea Tri Putra, Ashar Ahsan, menjelaskan bahwa timnya sedang melakukan survei batimetri, topografi, serta pengamatan pasang surut untuk menghitung arah gelombang dan kecepatan angin.
“Kawasan ini mengalami kemunduran garis pantai setiap tahunnya. Belum ada bangunan pengaman seperti pemecah gelombang, padahal sangat diperlukan untuk melindungi pasar, pemukiman, tempat ibadah, dan jalan,” terang Ashar.
Desain yang sedang dikaji antara lain penggunaan sistem groin (struktur pemecah gelombang yang menjorok ke laut) sepanjang 14 meter dari garis pantai, dengan pertimbangan keberadaan terumbu karang sekitar 17 meter dari garis pantai. Sistem ini juga akan dilengkapi reflektor untuk memantulkan energi ombak.
“Target kami kedepan yakni pertama mengatasi abrasi, meredam gelombang, dan menciptakan kawasan pesisir yang aman serta potensial sebagai destinasi wisata,” tegasnya.
Diskusi laporan pendahuluan ini dihadiri oleh Camat Luwuk, Camat Luwuk Selatan, Lurah Jole, Lurah Keraton, serta perwakilan instansi teknis. Para peserta menyampaikan berbagai masukan strategis untuk penyempurnaan desain, agar proyek benar-benar sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Dengan tahapan awal ini, Dinas PUPR Banggai berkomitmen dalam membangun infrastruktur pengairan dan pesisir yang berkelanjutan, tanggap risiko, dan berorientasi pada pengembangan wilayah.
(*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News