Hasil Riset Unpad-Brida Banggai jadi Acuan Pengembangan Ekonomi Daerah Berbasis Potensi Lokal

Banggainews.com- Setelah meriset selama 4 bulan, Pemda Banggai kini memiliki peta jalan pengembangan ekonomi daerah tangguh dan inklusif berbasis potensi.
Hasil riset tersebut akan menjadi acuan bagi Pemda dalam menyusun kebijakan pengembangan ekonomi daerah berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.
“Yang kita inginkan dari hasil riset ini, ke depan, masyarakat bisa lebih jelas ke mana arah pengembangan ekonomi kita,” ujar Bupati Amirudin saat membuka seminar akhir riset Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Daerah Tangguh dan Inklusif Berbasis Potensi, Rabu (15/10/2025), di kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Banggai, Luwuk Selatan.
Dalam melakukan riset, Brida Banggai bekerja sama dengan tim peneliti dari Universitas Padjajaran Bandung.
Pada kesempatan itu, Bupati Banggai Amirudin menegaskan bahwa Banggai tidak bisa terus-menerus menggantungkan ekonominya pada hasil migas yang kapasitasnya terbatas. Di ketahui, pendapatan asli daerah Banggai dari sektor migas masih mendominasi dan menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi daerah.
“Berdasarkan perjanjian tahap kedua, migas kita akan berakhir pada 2047. Oleh karena itu, hasil yang kita peroleh dari sektor migas inilah yang kita manfaatkan untuk pengembangan ekonomi di sektor-sektor lainnya,” ujar Bupati Amirudin.
“Untuk mendukung agar perekonomian tetap tumbuh dan berkembang, maka kita perlu melakukan riset-riset seperti ini di berbagai sektor,” lanjut Bupati Amirudin.
Dalam paparan hasil riset, Ketua Tim Peneliti Prof. Ida Widyaningsih mengatakan, Banggai memiliki potensi ekonomi lokal yang sangat besar dan posisi yang strategis.
Riset peta jalan pengembangan ekonomi daerah ini berfokus pada potensi unggulan di sektor pertanian, perikanan, kelautan, pariwisata, dan energi, khususnya energi terbarukan.
Selain ketergantungan pada sektor migas, hasil riset menunjukkan bahwa persoalan pembangunan ekonomi daerah, di antaranya: terbatasnya pasar ekspor, masalah sumber daya manusia khususnya di bidang IT, kapasitas teknologi masih rendah dan belum merata, serta sulitnya produk lokal bersaing di pasar global.
Dalam riset tersebut, juga dipaparkan sejumlah solusi dari tiap persoalan yang ditemui.
“Riset ini bukan semata-semata riset akademik, tetapi riset yang memberikan masukan secara praktis kepada pemerintah daerah,” ujar Prof. Ida.
(*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News