BANGGAIDAERAHNEWS

Inovasi Budidaya Burung Hantu Program Unggulan Mitra Binaan JOB Tomori Dongkrak Produksi Pertanian

Awak media saat kunjungan di Desa Sumber Harjo Moilong, Minggu (01/12/2024). (Foto: ISTIMEWA)

BANGGAINEWS.COM- Tidak hanya fokus mengejar profit, Joint Operating Body Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) sebagai Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di bidang eksplorasi dan produksi migas di bawah pengawasan SKK Migas Wilayah Kerja Kalimantan Sulawesi (WK KalSul).

Juga memiliki komitmen berkolaborasi atau bekerja sama dan berpartisipasi secara penuh dengan berbagai pihak. Memberikan pembinaan dan pendampingan pada inovasi yang menjadi program unggulan mitra binaan JOB Tomori, telah turut berkontribusi pada peningkatan hasil produksi pertanian warga Kecamatan Moilong dan lainnya. Sekaligus menjadi solusi menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan sekitar daerah operasi perusahaan.

Hal itu terungkap saat kunjungan langsung awak media di antaranya ke Desa Sumber Harjo Kecamatan Moilong, Desa Cendana Pura Kecamatan Toili, dan Desa Paisu Bololi Kecamatan Batui Selatan pada Minggu (01/12/2024) pagi kemarin.

Baron Hermanto yang merupakan Kepala Desa (Kades) Sumber Harjo, Kecamatan Moilong di hadapan awak media mengatakan, ada beberapa inovasi yang menjadi program unggulan sebagai potensi wisata di desa kami. Di antaranya yakni Budidaya Burung Hantu yang dimulai pada tahun 2017 lalu.

Inovasi budidaya burung hantu ini menurutnya, tidak ujug-ujug atau tiba-tiba ada. Akan tetapi, telah melalui proses panjang sebagai ikhtiar atau upaya kami dalam penanganan terhadap hama tikus pengganggu sektor pertanian.

“Ketakutan warga kita jawab sekitar tahun 2019. Mengalihkan persepsi ketakutan masyarakat pada malam hari terhadap keberadaan burung hantu. Menjadi yakin keberlanjutan burung hantu dapat membantu menyelamatkan sektor pertanian di desa kami ini,” katanya.

Sehingga, inovasi budidaya burung hantu terus kami pertahankan. Bahkan sebagai bentuk dukungan, dirinya sebagai Pemerintah Desa (Pemdes) Sumber Harjo sudah sempat menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) tentang Larangan Memburu Burung Hantu dengan ancaman sanksi denda hingga kurungan.

“Kemudian seiring telah terciptanya kesadaran hukum bersama. Perdes nya telah kami revisi dengan ancaman sanksinya kami peringan. Apabila ada yang terbukti melakukan pembunuhan dengan cara menembak burung hantu maka wajib membangunkan rumah burung hantu permanen yang nilainya hanya puluhan juta,” terang Kades Baron.

BACA JUGA:   Kapolres Banggai: Penyebar Hoaks Bakal Ditindak Tegas

Karena dari satu ekor burung hantu, ia mengungkapkan, dapat mengawasi 5 hektare sawah. Dan saat ini dari total 150 hektare, sudah ada 6 kelompok. Termasuk 1 kelompok pertanian organik.

“Dan alhamdulillah saat ini di desa kami, rumah burung hantu permanen dan semi permanen sudah ada total 40 unit semi permanen bantuan BKSDA dan JOB Tomori,” ungkapnya.

Menyadari akan potensi itu, masih kata Kades Baron, atas pembinaan dan pendampingan JOB Tomori maka kami kembangkan menjadi Eko Wisata yang telah diresmikan oleh Bupati Banggai Amirudin.

“Eko wisata ini dimulai bulan Mei tahun 2024. Bahkan dengan adanya budidaya burung hantu, saya selaku Kades bersama Ibu TP-PKK Desa dan Ketua Pokdarwis yakni Ketua BPD. Sudah sempat terbang naik burung ke Yogyakarta dan daerah lainnya di Indonesia. Termasuk saat menerima penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) langsung dari Ibu Menteri KLHK,” ungkap Kades Sumber Harjo itu lagi dan spontan disambut aplaus awak media.

Dan sebagai pernyataan penutup, Baron tidak lupa mengucapkan, terima kasih kepada JOB Tomori atas pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan.

“Mudah-mudahan tidak putus di tengah jalan hubungan semua pihak baik Pemdes, BPD, masyarakat dan perusahaan JOB Tomori,” tutupnya.

Sementara itu, Komisi Comdev JOB Tomori, Laode Mahmud dalam presentasinya menyatakan, kegiatan ini kolaborasi Pokdarwis dan Kepala Desa, serta pihak perusahaan JOB Tamori dalam penanganan masalah di sektor pertanian.

Di mana awalnya secara kolaboratif kami petakan apa masalah yang masih di hadapi warga pada sektor pertanian. Dan ditemukan antara lain masalah predator alami yaitu hama tikus.

BACA JUGA:   Paslon 01 Dituding Memanfaatkan PPS, Begini Jawaban Tim AT-FM

Kemudian kami duduk bersama mencarikan solusi. Penanganan predator alami ini, kami sepakati solusinya budidaya burung hantu. Dan ini merupakan inovasi yang menjadi salah satu program unggulan menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan pada sektor pertanian. Di mana pihaknya telah membangunkan rumah untuk karantina burung hantu.

Kemudian masalah lain hasil pemetaan kami, sambung Laode, yakni ketersediaan pupuk.

“Solusinya kita laksanakan inovasi yang menjadi program unggulan lain. Yaitu dengan membangunkan Pos Bidik atau Unit Rumah Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Ternak Sapi di Desa Cendana Pura, Kecamatan Toili,” terangnya.

Usai mendengarkan presentasi dari Kades Baron dan Tim Comdev JOB Tomori Laode itu. Kemudian dilakukan kunjungan untuk melihat langsung ke titik lokasi program-program unggulan yang telah dilaksanakan secara kolaboratif.

Relation Section Head JOB Tomori, Ruru Rudianto dalam sambutan singkatnya mengatakan, jika kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan hubungan kelembagaan dengan media. Setelah sebelumnya dilakukan kunjungan ke beberapa kantor Redaksi Media dan Edukasi Media di Hotel SwissBelln Luwuk.

Dan melalui kesempatan ini diharapkan, dapat disimak dan dipublikasikan secara objektif inovasi yang menjadi program-program unggulan yang telah kami laksanakan secara kolaboratif.

Ary Bagus Pratomo sebagai Staf Senior Humas SKK Migas Kalimantan Sulawesi (KalSul) yang menghadiri seluruh rangkaian kegiatan, sangat mengapresiasi hubungan kelembagaan dengan media yang telah dilaksanakan JOB Tomori.

“Hal ini merupakan salah satu wujud nyata kemanfaatan dari kehadiran industri hulu migas. Antara perusahaan dan masyarakat adalah tetangga,” kata sambutan singkatnya di hadapan awak media.

Harapan kami melalui kunjungan langsung awak media ke titik lokasi program, agar teman-teman dapat mempublikasikan terkait inovasi yang menjadi program unggulan untuk keberlanjutan industri migas.

Demikian halnya yang disampaikan Ketua PWI Banggai Bersaudara, Iskandar Djiada.

BACA JUGA:   SKK Migas-JOB Tomori Beri Pendidikan Media "Keberhasilan Industri Migas Adalah Keberhasilan Kita Bersama"

“Kami sangat mengapresiasi inovasi yang menjadi program-program unggulan yang telah dilaksanakan. Khususnya inovasi budidaya burung hantu ini dalam penanganan hama tikus,” ucapnya.

Karena jika sebelumnya mereka masih kerap mendapatkan informasi, terkait kejadian tewasnya warga akibat kesetrum aliran listrik. Pasalnya, masih digunakan dalam penanganan hama tikus yang menganggu sektor pertanian.

Oleh sebab itu, menurutnya, budidaya burung hantu adalah solusi yang cukup efektif untuk meningkatkan hasil produksi pertanian warga.

Apalagi seperti yang dipersentasikan, Program Panutan Banggai (Pertanian Berkelanjutan Petani Banggai). Tujuannya, menghidupi yang menghidupkan. Sehingga, perusahaan tidak hanya fokus mengejar profit. Namun juga benar-benar menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan.

Dan dari data Tim Kohati, sejauh ini sekitar 61.357 hama tikus yang terbasmi. Sehingga, dari sebelum ada dan sesudah ada budidaya burung hantu. Terjadi peningkatan hasil pertanian sekira 70 persen.

Agus Sudaryanto sebagai Business Support Senior Manager JOB Tomori menyatakan, aktor penting inovasi yang telah menjadi program unggulan adalah Pak Baron sebagai Kades. Di mana telah membawa perubahan fantastis atau luar biasa.

“Ini adalah solusi paling tepat dalam menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan,” ucapnya.

Dan hal ini, sambung Business Support Senior Manager itu, juga sebagai bentuk pembelajaran. “Dan pak Baron sungguh luar biasa. Dan inovasi ini akan menjadi program unggulan. Semoga program inovasi ini terus memberikan manfaat sekaligus menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan,” tutupnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News