Proyek Pembangunan Bandara Balut, Kaban SAA Luwuk: Akan Segera Action Kembali InsyaAllah Tahun 2023 Ini

BANGGAINEWS.COM- Pembangunan bandar udara (Bandara) Banggai Laut (Balut), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) akan segera dilanjutkan kembali pada tahun 2023 ini.
Hanya saja, jika yang pada dua tahun anggaran sebelumnya proyek yang menelan pagu anggaran puluhan juta masih di bawah satuan kerja (Satker) Bandara Ampana, Kabupaten Touna, Provinsi Sulteng.
Pada tahun anggaran 2023 ini proyek tersebut yang telah ditambahkan dengan pagu anggaran ratusan miliar rupiah, sudah dialihkan di bawah Satker Bandara Syukuran Aminudin Amir (SAA) Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulteng.
Hal itu disampaikan Kepala Bandara (Kaban) SAA Luwuk Nurul Anwar kepada awak media, Selasa sore (10/01/2022) kemarin.
Menurutnya, mega proyek pembangunan bandara Balut dalam waktu dekat ini akan segera action kembali proses pengerjaannya. Sebab memang merupakan salah satu program strategis nasional yang kini telah ditangani dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears).
“Pembangunan bandara Balut akan segera action kembali insyaAllah tahun 2023 ini. Karena memang merupakan salah satu program strategis nasional,” katanya.
Kalau tahapan pertama masih di bawah Satker Bandara Ampana, masih kata Kaban Nurul, mulai pada tahun 2023 ini sudah di bawah Satker Bandara Luwuk.
“Dan PT Wika pemenang tender. Saya baru mengagendakan akan menggelar pertemuan top manajer perusahaan pada pekan ini,” ungkapnya.
Selain itu, ia menerangkan, bahwa awalnya volume panjang bandara 900 meter. Kemudian dapat ketambahan menjadi total sekira 1.200 meter. Tapi harapan mereka sudah bisa untuk pesawat jenis ATR walaupun memang idealnya 1.400 meter.
“Dari Luwuk ke Desa Kendek, Kabupaten Balut hanya sekira 20 menit penerbangan. Proyeknya punya Kemenkeu. Namun, teknisnya diserahkan ke Kemenhub. Jadi bisa dikatakan sudah menjadi proyek lintas kementerian,” terang Kaban Nurul lagi.
Ditambahkan, dana atau anggaran pembangunan bandara Balut ini walaupun krisis tidak bisa diganggu. Sebab memang difokuskan untuk penyelesaian proyek ini.
“Kontraknya akhir Desember sudah dibuat. Mestinya mulai pelaksanaan di bulan Januari ini. Namun karena kontur tanahnya gunung batu, beberapa masalah yang dihadapi oleh tim. Menurut tim blasting untuk menyelesaikan penghancuran batu dengan menggunakan dinamit saja butuh waktu sekira empat bulan,” tutup Kaban SAA Luwuk Nurul Anwar.
(SOF)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News
