TPID Banggai Gelar Rakor, Bupati Amirudin di Antaranya Perintah Disdagrin Rutin Lakukan Sidak Pantau Stok dan Harga

BANGGAINEWS.COM- Untuk memperkuat sinergisitas dalam pengendalian inflasi di Kabupaten Banggai, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar rapat koordinasi (high level meeting), Rabu (9/7/2025), di Ruang Rapat Umum Kantor Bupati Banggai, Luwuk Selatan.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Bupati Banggai Amirudin tersebut, dibahas sejumlah upaya untuk menekan inflasi yang saat ini tergolong tinggi.

Bank Indonesia mencatat, secara tahunan (year on year), inflasi di Kabupaten Banggai pada Juni sebesar 4 persen. Angka ini tergolong tinggi karena pemerintah pusat menargetkan inflasi hanya berkisar di antara 1,5 – 3,5 persen year on year. Sementara secara bulanan, inflasi pada Juni tercatat 0,02 persen month to month.
Benedictus S., ekonom di Kantor Perwakilan BI Sulawesi Tengah mengatakan, secara bulanan inflasi di Banggai berangsur turun tetapi masih tergolong tinggi.
“Secara bulanannya sudah mulai turun, nah, ini akan kita dorong lagi supaya turun lagi, dan akhirnya bisa kita capai sesuai target sasaran inflasi,” ujar Benedictus.
Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi yaitu angkutan udara, minyak goreng, dan beras. Berdasarakan hasil survey BI sampai dengan minggu pertama Juli, komoditas yang perlu diantisipasi sebagai penyumbang inflasi tinggi saat ini yaitu ikan, tomat, dan beras.
Sebagai upaya pengendalian, Benedictus menyarankan agar TPID rutin melakukan pemantauan harga dan stok bahan pokok. “Pemerintah juga perlu melakukan pencanangan gerakan tanam, pelaksanaan pasar murah, serta sidak pasar dan distributor,” ujarnya.
Persoalan beras juga disoroti. Sebagai produsen beras di Sulwesi Tengah, komoditas tersebut justru menjadi penyumbang inflasi tertinggi ketiga di Banggai.
Bupati Amirudin mengatakan, banyak pembeli dari luar Kabupaten Banggai membeli beras langsung di penggilingan padi dengan harga yang lebih menguntungkan.
”Setelah kami selidiki, penyebab utamanya adalah sejumlah daerah seperti Gorontalo, Manado, Sulawesi Selatan bagian Palopo, Morowali, Bangkep, Balut, itu membeli langsung ke penggilingan padi. Mereka tidak lagi membeli di pasaran tapi langsung ke penggilingan,” terang Bupati Amirudin.
Untuk itu, Bupati akan berdialog dengan para pemilik penggilingan dan mencari solusi agar harga beras bisa stabil di pasaran.
“Kita berharap mereka punya pengertian untuk menahan dulu, kalau beras sudah tidak jadi penyumbang inflasi yang tinggi, silakan jual ke mana saja. Kita juga berharap mereka mendapat untung lebih banyak,” ujarnya.
Bupati Amirudin juga memerintahkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian secara rutin melakukan sidak untuk memantau stok dan harga bahan pokok terutama komoditas penyumbang inflasi tertinggi.
Kepala Bulog Cabang Luwuk Muhammad Sofiyan Sohilauw mengatakan, pada periode Januari – Mei, pihaknya telah menyerap sebanyak 2.311 ton beras dari petani. Ini sudah melampaui target 2.200 ton yang ditetapkan Bulog pusat.
Olehnya itu, dia menjamin stok beras hingga Desember sangat mencukupi. “Stok beras di kami itu ada 6 ribu ton, lebih dari cukup sampai dengan Desember,” kata Sofiyan.
Untuk menekan inflasi dari komoditas beras, Juli ini, Bulog akan menyalurkan sebanyak 459 ton beras dari program bantuan pangan kepada masyarakat di Kabupaten Banggai. Selain itu akan disalurkan pula program beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan).
“Mudah-mudahan dengan penyalurannya yang langsung ke desa, langsung ke masyarakat penerima manfaat, harga beras ini bisa landai,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Bank Indonesia juga mendorong Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk memperluas digitalisasi transaksi keuangan di masyarakat serta memodernisasi infrastruktur pendukungnya.
(*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News