Akurasi Data Laporan Kasus Covid-19 Berdasarkan Swab Antigen dan TCM di Banggai Dipertanyakan, Ini Alasannya!
BANGGAINEWS.COM– Jika pada awal-awal diduga bahwa penyebaran Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) sudah masuk hingga Kabupaten Banggai pada tahun 2020 kemarin. Bahkan kasusnya ditengarai terus bertambah.
Menyikapi laporan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banggai per harinya saat itu ketika dikonfirmasi terkait kasus yang pada saat itu pula ada dikenal dengan istilah berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kerap diperoleh jawaban atau penjelasan lengkap. Bahwa tidak saja sampel darah yang telah diperiksa menggunakan rapid test. Akan tetapi, hingga sampel lendir tenggorokan atau hidung yang diambil dengan metode swab, dan telah diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar.
Seperti berdasarkan jejak digital berita dengan judul “Alhamdulillah, Hasil Swab Tujuh PDP Masama Negatif Corona”, 23 April 2020.
Saat itu PDP yang totalnya sejumlah tujuh orang dan masih satu keluarga asal Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai itu. Tidak saja sampel darah yang telah diperiksa menggunakan rapid test hasilnya negatif. Juga hari itu, masih kata Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banggai, Nurmasita Datu Adam, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulteng sudah menyampaikan bahwa sampel lendir tenggorokan atau hidung yang diambil dengan metode swab, dan telah diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar hasilnya pun negatif.
“PDP: 7 terdiri dari: PDP (lama). Sementara di rawat di ruangan isolasi rumah sakit umum luwuk, hasil Rapid Tes : NEGATIF. Hari ini dinkes propinsi sudah menyampaikan bahwa hasil SWAB ke 7 PDP yang dirawat di ruang isolasi rs : hasil NEGATIF,” seperti dikutip dari laporan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banggai, pukul 12.48 Wita, siang itu.
Meski demikian, sambungnya lagi, rencana masih akan dilakukan pemeriksaan rapid tes yang kedua kalinya. “Rencana besok dilakukan pemeriksaan rapid tes yang kedua kali, jika hasil negative akan lanjut isolasi dan terapi di rumah sampai minimal 14 hari dan di nyatakan sehat oleh tim medis,” demikian antara lain penyampaian Jubir Nurmasita.
Saat ini menyikapi laporan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Banggai yang kasus konfirmasinya telah mencapai hingga 6304 orang. Bahkan hingga per tanggal 22 Agustus 2021 sejumlah 256 meninggal (7 baru).
Jubir Nurmasita yang dikonfirmasi apakah dari 6 ribu lebih kemudian alhamdulillah berkurang 4 ribu lebih yang dinyatakan sembuh, apakah seperti awal-awal Covid-19 tahun lalu sudah semua melalui proses tes PCR atau seperti apa!? “Swab Antigen positif sudah sebagai diagnosa Covid,” katanya singkat melalui pesan WhatsApp, Senin (23/8/2021) pagi tadi.
Selanjutnya saat disinggung bukannya baru sebagai hasil diagnosa awal dan belum finald bisa jadi penyakit termasuk flu lain, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan tes swab PCR atau seperti apa, toh kabarnya Kabupaten Banggai sudah mengadakan alat PCR sejak tahun anggaran lalu pula?
Sekali lagi ia menegaskan sudah melalui sambungan telepon WhatsApp, bahwa swab antigen hasilnya positif sudah sebagai diagnosa Covid-19. Sehingga, tidak harus lagi sampel lendir tenggorokan atau hidung yang diambil dengan metode swab, untuk diperiksa menggunakan metode PCR. “Kalau tes swab antigen hasilnya positif yang sudah pasti positif Covid. Dan kalau kemudian dirawat isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Luwuk maka sampel bisa lanjut di tes laboratorium dengan metode Tes Cepat Molekuler (TCM) yang sudah tersedia di RS,” terang Nurmasita yang juga menjabat sebagai salah satu Kepala Bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai itu.
Sambungnya, saat ini alat tes swab antigen sudah ada banyak dan tersedia hingga ke puskesmas-puskesmas. Dan apabila hendak diperiksa lebih lanjut maka sudah ada tersedia TCM tetapi hanya di RS. Sehingga, tidak perlu diperiksa menggunakan metode PCR yang harus dikirim lagi ke Palu. “Tapi kalau memang sampelnya banyak, bisa saja kita kirim ke Palu untuk diperiksa menggunakan metode PCR. Karena kita (Kabupaten Banggai-red) belum ada mengadakan alat PCR,” tutupnya kepada banggainews.com.
Terpisah, Direktur BRSUD Luwuk dr Yusran Kasim yang juga sempat dikonfirmasi seperti halnya pertanyaan kepada Jubir Nurmasita. Menurutnya, semua pasien yang masuk RS yang positif di tes swab. “Iya semua pasien yang masuk RS yang positif di tes swab TCM sebelum di rawat,” katanya singkat melalui pesan WhatsApp.
Lebih lanjut ditanya maksudnya di tes swab antigen atau swab PCR seperti awal-awal Covid tahun 2020 lalu? “Kalau swab TCM di RS, kalau di luar RS test nya swab antigen,” kata Direktur dr Yusran lagi.
Selain itu, ia pun menjelaskan lebih lanjut melalui sambungan telepon WhatsApp. Bahwa tingkat keakuratan pemeriksaan menggunakan metode TCM dan PCR hampir sama. Hanya saja yang membedakan, jika menggunakan metode TCM kapasitas sampel lendir tenggorokan atau hidung yang diperiksa terbatas atau sedikit. Sehingga memang tidak seperti menggunakan metode PCR, sampel yang diperiksa kapasitasnya bisa lebih banyak.
Sementara disinggung terkait kabar, bukankah kabarnya di Kabupaten Banggai sudah pernah mengadakan alat PCR jika tidak keliru pada tahun anggaran 2020 kemarin, masih kata dr Yusran, bahwa bukan ranahnya untuk menjawab karena tahun lalu pihaknya memang tidak ada anggaran untuk pengadaannya. Sehingga, disarankan untuk langsung ditanyakan ke Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) atau Jubir Nurmasita.
Terakhir saat disinggung kalau boleh kami diberikan data hasil tes swab antigen dan juga yang menggunakan metode TCM, termasuk pasien terkonfirmasi Covid-19 yang telah meninggal dunia? Menurut dr Yusran, untuk data hasil pemeriksaan menggunakan metode TCM di RS belum ada, karena belum sempat direkapitulasi data keseluruhannya akibat kesibukan banyaknya pasien yang masuk.
“Untuk data hasil pemeriksaan swab antigen, saya kira pasti keseluruhannya ada di Dinas Kesehatan bisa diminta melalui Kadinkes atau Jubir Nurmasita,” pungkasnya.
Mengutip dari halodoc.com. 14 Oktober 2020. Kelebihan dan Kekurangan Swab Antigen dan PCR.
Tes swab antigen adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu. Dalam hal ini, antigen bisa dilakukan untuk mendeteksi corona dengan melihat ada atau tidak antigen corona yang menjadi tanda terjadinya infeksi.
Tes ini juga disebut lebih unggul dari segi harga. Tes swab antigen memiliki harga yang relatif murah dibandingkan PCR. Tes ini bisa dilakukan untuk mendeteksi infeksi COVID-19 pada tahap awal. Tes antigen juga bisa dilakukan untuk mendeteksi infeksi virus corona sehingga bisa mencegah terjadinya penularan. Sayangnya, dari segi akurasi ternyata tes ini masih sedikit berada di bawah PCR, tapi di atas tes antibodi.
Tes PCR sudah sering digunakan untuk mendeteksi virus corona dan sejauh ini menjadi metode pemeriksaan yang paling akurat. PCR disebut memiliki tingkat akurasi mencapai 80–90 persen.
Selain dari segi waktu tunggu yang lebih lama, harga yang harus dikeluarkan untuk tes PCR juga umumnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan swab antigen.
(RED)