Buka Seminar Struktur Bahasa, Wabup Banggai: Kebudayaan Suku Andio Tak Bisa Dipisahkan Dari Adat Babasalan

BANGGAINEWS.COM- Wakil Bupati (Wabup) Banggai H furqanuddin menghadiri sekaligus membuka secara resmi acara Seminar Struktur Bahasa Andio Dalam Pelestarian Objek Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Banggai.
Kegiatan diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banggai, bertempat di Maleo Conferens Estrella Hotel, Luwuk Selatan, Rabu, 21 Agustus 2022.
Turut hadir Unsur Forkopimda, Para Pimpinan OPD, Kabag Prokopim Setda Banggai, Kepala Balai Bahasa Prov. Sulteng (DR. Asrif, M.Hum/Narasumber), Penulis Australia (Mr. William/Narasumber), Pemerhati Bahasa (Nani Lalusu), Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Serta Hadirin Peserta Seminar.
Wabup Banggai H. Furqanuddin menyampaikan sambutan tertulis Bupati Banggai antara lain menyampaikan, budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya terbentuk dari banyak struktur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan dan karya seni.
Suku Andio merupakan suku minoritas yang berada di lembah Gunung Tompotika dan mendiami wilayah Kecamatan Masama Kabupaten Banggai.
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Andio, bahasa yang berbeda dengan tiga etnis yang mendiami Kabupaten Banggai yaitu Balantak, Banggai dan Saluan.
Perlu diketahui bahwa nama Andio diambil dari nama seorang pemuda yang memiliki sikap santun, kritis, cerdas dan bijak, karena pemuda tersebut terkenal pandai dan santun dalam bertutur kata.
Sehingga, bahasa yang digunakannya dijadikan bahasa resmi Suku Andio yang disebut dengan Bahasa Andio. Bahasa Andio sering disebut dengan TAA’ ANDIO yang lebih dikenal dengan MOBAALA.
Selain menggunakan Bahasa Andio, suku ini juga paham ketika menggunakan bahasa suku lainnya seperti Bahasa Saluan dan Balantak. Akan tetapi, Suku Balantak dan Saluan belum tentu paham dan mengerti Bahasa Andio.
Faktor lain yang membuat mereka bisa memahami bahasa suku yang berbeda di wilayah Kecamatan Masama, karena letak geografis Suku Andio diapit oleh dua suku yaitu Suku Saluan dan Suku Balantak.
“Pembahasan tentang pokok pikiran kebudayaan Suku Andio ini merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari adat Babasalan, apalagi Kabupaten Banggai memiliki perspektif khusus tentang kebudayaan daerah baik dalam berbahasa, dalam berprilaku, dalam berkesenian, dalam menjalankan syariat agama, dalam berpakaian, dalam sistem birokrasi dan sebagainya, karena kebudayaan sekarang ini menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat diantaranya adalah multikulturisme dan produk budaya dari luar daerah bahkan mancanegara,” tutup Wabup.
(RED/*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News