Lombuyan, Suaka Margasatwa di Banggai Lingkungan Hidup Burung Alo hingga Anoa
BANGGAINEWS.COM- Manusia dan alam sejak awal penciptaan oleh Allah SWT, Tuhan YME., telah berpasangan seperti halnya siang dan malam, baik dan buruk, serta susah dan senang yang harus saling menyeimbangkan satu dengan lainnya.
Sehingga, manusia diciptakan ke muka bumi memiliki tanggung jawab untuk melestarikan alam. Dan alam pun fungsinya strategis untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk manusia.
Dan alam termasuk salah satunya yakni Hutan Suaka Margasatwa. Di mana di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) di antaranya terdapat Hutan Suaka Margasatwa Lombuyan.
Alam dengan luasan 3.069 Hektare (Ha) berada di wilayah 5 (lima) Desa dan 2 (dua) Kecamatan.
Yaitu Desa Salodik, Kamumu, dan Desa Lenyek, Kecamatan Luwuk Utara. Serta Desa Poh dan Desa Tombang, Kecamatan Pagimana.
Dan dalam alam tersebut, hidup beberapa satwa. Seperti Burung Alo alias Rangkong, Kuskus, Monyet Hitam Sulawesi, Babi Rusa, Jonga alias Rusa, dan juga Anoa.
Hanya saja, terkait jumlah populasi satwa yang masih tetap bertahan hidup di alam itu tak bisa diketahui persis apakah masih relatif banyak ataukah sudah berkurang signifikan.
Sebab, hingga kini belum terdapat pemasangan kamera trap untuk pemantauan berapa jumlah populasi di alam Hutan Suaka Margasatwa tersebut.
Meski demikian, untuk luasannya termasuk masih relatif utuh. Berbeda halnya kondisinya dengan Hutan Suaka Margasatwa di Kabupaten Banggai yang lain. Seperti Hutan Bakiriang dan Hutan Cagar Alam Pati-pati. Serta satu lagi yakni Kawasan Ekosistem Esensial Taima, Kecamatan Bualemo.
Di mana pada desa yang terdapat hamparan pasir putih yang luas itu kini menjadi tempat penangkaran atau lingkungan makhluk hidup satwa Burung Maleo.
“Hutan Suaka Margasatwa Lombuyan berfungsi strategis karena hanya berjarak sekira 30 meter dari kota Luwuk Banggai. Sehingga, mesti selalu kita lestarikan dan jaga alam sekaligus satwa yang hidup di dalamnya,” kata Petugas BKSDA Sulteng Resort VIII Bakiriang, I Nyoman Ardika, Selasa (04/06/2024).
Jika satwa Burung Maleo sudah dilestarikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai dengan Aliansi Konservasi Tompotika (ALTO). Yayasan yang bersinergi dalam menjaga hubungan antara manusia dan alam semesta termasuk satwa di Tompotika.
Dan yang belum lama ini kerja sama dengan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri Migas di Kabupaten Banggai, telah melakukan identifikasi jenis burung selain Maleo. Termasuk terdapat Burung Belibis yang berimigrasi.
“Hal ini tentu menjadi potensi di alam semesta yang patut dijaga manusia yang hidup bersama di Kabupaten Banggai,” ujarnya kepada awak media siang tadi.
Apalagi sesuai ketentuan aturan, ketika ada pihak yang berkeinginan di antaranya melakukan penelitian atau pembuatan film, dan lain sebagainya. Tidak bisa serta merta masuk melainkan harus memperoleh izin terlebih dahulu.
(*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News