Seorang Warga Asal Bangkep Hanyut di Sungai Bolo-Boloa Batui Belum Kunjung Ditemukan
BANGGAINEWS.COM- Seorang warga berjenis kelamin laki-laki atas nama Norman (20 tahun) yang alamat asalnya dari Dusun Batong Desa Manggis, Kecamatan Lolantang, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), dan kini tinggal di rumah keluarganya di wilayah Bolo-boloa, Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, menjadi korban hanyut di sungai setempat yang masih dalam proses pencarian.
Terkait adanya warga yang hanyut di sungai, pertama kali diterima anggota piket Polsek Batui setelah mendapatkan informasi melalui sambungan telepon dari warga Bolo-boloa, Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, pada hari Rabu (1/9/2021) sekitar pukul 16.48 Wita.
Atas informasi tersebut anggota Piket melaporkan kepada Kapolsek Batui, kemudian Kapolsek Batui bersama 5 anggota langsung bergerak cepat menuju sungai Bolo-boloa. Dan benar saja setibanya di sungai, mendapati warga sudah melakukan upaya pencarian di sungai dan seputaran bendungan dengan menggunakan alat seadanya yaitu perahu kayu.
Kapolsek Batui dan anggota bersama warga, juga secara spontan berinisiatif melakukan pencarian dengan menyusuri sungai dengan menggunakan perahu kayu dalam kondisi air keruh, arus air deras, dan masih turun hujan. Sehingga, sangat menyulitkan pencarian yang dilakukan hingga pukul 18.30 Wita. Sehingga, Kapolsek Batui pun memutuskan menghentikan sementara proses pencarian dan akan melanjutkan pencarian pada keesokan harinya, Kamis (2/9/2021). Setelah berkoordinasi dengan Camat Batui, kemudian Camat berkoordinasi dengan Basarnas Kabupaten Banggai diperoleh bantuan untuk melakukan pencarian di tempat kejadian.
Adapun kronologis kejadiannya berdasarkan pemeriksaan beberapa saksi, diantaranya saksi pertama, Abdul Wahid alias Juma (32 tahun), suku Gorontalo, alamat Boloa-boloa, Kelurahan Tolando, yang menjadi tempat korban bekerja kupas kelapa. Menerangkan, bahwa korban sudah 2 (dua) hari ikut bekerja kupas kelapa di kebunnya.
Dan saksi juga membenarkan jika dalam beberapa hari ini cuaca hujan dan volume air sungai mengalami peningkatan. Hanya saja, saksi tidak mengetahui secara pasti kejadian hanyutnya korban. Sebab, saat kejadian tidak bersama-sama dengan korban.
Sementara itu, saksi kedua Esmon Sondek (21 tahun), asal Bangkep yang kini juga beralamat di wilayah yang sama dengan korban di Boloa-boloa, Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui. Dalam keterangannya, bahwa sekitar jam 16.00 Wita, dia bersama korban hendak kembali ke kampung setelah selesai melakukan pekerjaan kupas kelapa milik saksi pertama, Wahid.
Sebelum menyeberang sungai, sambung saksi itu, korban sempat menyampaikan bahwa dia tidak akan menyeberang dikarenakan kondisi sungai banjir, dia akan mencari jalan pintas. Hanya saja, saat saksi melanjutkan penyeberangan. Tidak lama kemudian, saksi melihat kebelakang ternyata korban ikut juga untuk menyeberang sungai.
Saat itu, saksi pun mengaku, sempat menegur agar korban jangan menyeberang karena kamu tidak tahu berenang. Selang tidak lama kemudian korban teriak meminta tolong, dan saksi mencoba untuk menolong dengan cara menarik dan mengangkat. Namun, upaya yang dilakukan sia-sia atau tidak berhasil. Dikarenakan situasi arus sungai yang deras, dalam dan keruh.
Tidak hanya itu, saksi pun bahkan mengaku sudah berusaha melakukan pencarian. Namun arus air sungai sangat deras menyebabkan tidak berhasil. Setelah itu, baru lah saksi berteriak minta tolong dan warga yang ada di sekitar lokasi langsung melakukan pencarian. Namun, tidak juga menemukan korban.
Hingga berita ini ditayangkan proses pencarian korban hanyut oleh Kepolisian dan Basarnas Kabupaten Banggai, serta dibantu warga setempat masih terus dilakukan, namun belum kunjung membuahkan hasil.
(RED/*)