UML Banggai Gelar Seminar Nasional Hadirkan Menparekraf Sandiaga, Rektor Harapkan Kunjungannya di Banggai, Direspon Begini!
BANGGAINEWS.COM- Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bersama Himpunan Mahasiswa Manajemen) dan Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) Universitas Muhammadiyah Luwuk (UML) Banggai menggelar Webinar Nasional pada Senin (4/7/2022) kemarin, dengan menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno.
Hal itu diungkapkan Dekan FEB UML Banggai Wahyudin Rahman, Rabu (6/7/2022).
Webinar Nasional tersebut mengangkat tema “Berpikir Digital Ala Milenial”.
Selain dihadiri Menparekraf Sandiaga, juga hadir Bupati Banggai Amirudin, Rektor UML Banggai Sutrisno K Djawa, Anggota DPR RI Kamarusamad, Dandim 1308/Luwuk Banggai Kapolres Banggai, Kepala OPD Kabupaten Banggai, Para Wakil Dekan I, Il dan III FEB UML Banggai, Kaprodi dan Sekprodi Manajemen dan Akuntansi, Para Dosen FEB, Ormawa BEM, IMM, Tapak Suci, HMM dan Himaksi, Para Alumni FEB, Seluruh Mahasiswa FEB, dan Peserta Webinar lainnya.
Dalam sambutannya, Dekan FEB Wahyudin Rahman pertama tama memberikan apresiasi yang luar biasa kepada teman-teman mahasiswa himpunan mahasiswa manajemen dan himpunan mahasiswa akuntansi yang memiliki ide kreatif untuk melaksanakan kegiatan webinar yang bertemakan Berpikir Ala Milenial.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini dapat memicu dan memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk dapat berpikir ala milenial sehingga dapat menjadi seorang entrepreneur,” katanya.
Selanjutnya, ia menjelaskan, seperti kita ketahui bersama bahwa perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia semakin pesat. Digitalisasi sampai artificial intelligence atau kecerdasan buatan telah menguasai hampir semua kehidupan manusia.
Beberapa tahun belakangan ini istilah-istilah digital menguasai hampir setiap aspek kehidupan manusia. Ruang publik penuh dengan terminologi baru yang berkaitan dengan digital, social media, big data, artificial intelegent (AI), internet of things (loT), dan masih banyak istilah-istilah lain yang terdengar baru bagi masyarakat kebanyakan.
“Ini artinya bahwa kita telah masuk ke dalam sebuah peradaban baru berkonsepkan kemajuan intelektualitas yang disebut Revolusi Industri 4.0 dan Smart Society 5.0,” terang Dekan FEB UML Banggai yang akrab disapa Aco itu.
Dampak dari kekuatan digital itu, menurutnya, begitu terasa oleh hampir setiap lapisan masyarakat. Terjadi disrupsi dan dekontruksi tatanan kehidupan sosial dan bisnis. Setiap insan di dunia ini sepertinya dipaksa oleh keadaan untuk mampu beradaptasi dengan digitalisasi semua aspek kehidupan.
Oleh karena itu, SDM saat ini khususnya mahasiswa harus memiliki keterampilan dasar teknologi digital dan mindset atau pola pikir kreatif, karena prasyarat kompetensi di abad ke-21 berfokus pada kemampuan problem solving, kolaborasi, berpikir kritis, dan kemampuan kreativitas.
“Nah webinar kali ini yang bertemakan berpikir ala milenilal sangat cocok dengan kondisi saat ini dimana peran generasi muda harus memiliki pola berfikir digital atau ala milenial,” terangnya lagi.
Melalui kegiatan ini, sambung Dekan FEB itu, tentunya kita diajak untuk berpikir inovasi dengan jiwa entrepreneur, kreativitas dan mampu berpikir untuk melihat perubahan menjadi inovasi dalam pengembangan usaha, sehingga kita mampu menghadapi transformasi pembangunan berbasis inovasi untuk penguatan dan peningkatan daya saing bangsa dengan menggunakan tran teknologi di ekonomi digital untuk menghadapi era industry 4.0.
Kita saat ini perlu mengembangkan cara berpikir digital untuk menggantikan cara berpikir konvensional. “Cara berpikir digital, sangat berbeda dengan cara berpikir konvensional. Cara berpikir itulah yang perlu dibangun,” ucapnya.
Dekan Aco menambahkan, tentunya pola pikir digital akan jauh berbeda dengan pola pikir konvensional. Sebab, pola pikir ini mengedepankan inovasi, gagasan out of the box, kreativitias, serta fokus yang tinggi pada pemecahan masalah atau problem solving. Sedangkan, pola pikir konvensional identik dengan pola pikir yang itu-itu saja, dan kurang inovatif.
Pola pikir digital merupakan serangkaian perilaku seseorang dalam menghadapi situasi penuh perubahan yang terjadi di era digital. Pertama, pola pikir yang memiliki semangat keterbukaan. Pola pikir yang menekankan pada keinginan untuk membuka kemungkinan untuk berkolaborasi dan bersikap penuh apresiasi.
Kedua, pola pikir untuk selalu berkembang. Seseorang dengan pola pikir ini selalu mencari dan mempelajari hal baru, juga melihat tantangan baru dalam kehidupan. Sehingga untuk bisa mengembangkan pola pikir digital tersebut pada era perkembangan teknologi dan digitalisasi saat ini.
Dan untuk itu terdapat empat kunci yang harus senantiasa diasah. Pertama, kemampuan penguasaan teknologi, sekurang-kurangnya memahami potensi dan tata cara penggunaannya.
Kedua, kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Ketiga, kemampuan berpikir inovatif, kreatif, dan out of the box. Keempat, sikap mawas diri, rendah hati, dan introspeksi.
Oleh karena dari empat kunci tersebut di atas, masih kata Dekan Aco, tentunya sebagai mahasiswa yang merupakan “agent of repair”, sudah sebaiknya untuk berinovasi dan berprestasi agar dapat bersaing di era globalisasi dan teknologi saat ini.
“Generasi milenial harus mampu ambil bagian dan menjadi pembaharu dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan era Era Society 5.0,” tekannya lagi.
Dekan Aco juga menambahkan, Bapak/ibu teman teman mahasiswa peserta webinar. Kami di Fakultas Ekonomi dan Bisnis tentunya mendukung Program Pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausahawan, kami selalu berkomitmen untuk menghasilkan wirausaha-wirausaha muda melalui pembinaan pembinaan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Universitas dan Fakultas.
“Dan tentunya kami juga mengharapkan ini didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai. Disinilah peran Perguruan Tinggi dalam mempersiapkan generasi milenial yang mampu berpikir unggul dalam mempersiapkan dirinya menjadi wirausaha yang handal yang siap untuk menghadapi era industry 4.0 saat ini,” harapnya.
Di akhir sambutannya, Dekan FEB Wahyudin Rahman yang telah bergelar Doktor itu mengajak kepada mahasiswa sebagai generasi milenial untuk menjadi pekerja pekerja kreatif yang tidak hanya menjadi pengikut, tapi membuat berbagai perubahan. Generasi milenial juga harus memiliki sejumlah keahlian, yaitu berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif, dan kreatif.
“Jangan sampai kita nyaman pada sebuah ketidaknyamanan. Ubah kekurangan jadi kelebihan sehingga menghasilkan solusi,” tutupnya.
Sementara itu, Rektor UML Banggai Sutrisno K Djawa yang merupakan salah satu alumni Universitas Muhammadiyah Malang dan juga telah bergelar Doktor itu dalam sambutannya menitipkan harapan, agar Menparekraf RI tersebut dapat mengagendakan kunjungan kerja ke Luwuk, Kabupaten Banggai.
Dan saat itu spontan dijawab oleh Menparekraf Sandiaga. Di mana beliau merespon baik dengan menyatakan, pihaknya menunggu undangan resmi Bupati Banggai dan Rektor UML Banggai.
“InsyaAllah saya jadwalkan, sekaligus meninjau destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Luwuk, Kabupaten Banggai,” ungkap Dekan FEB UML Banggai kepada BANGGAINEWS.com, Rabu siang tadi, mengutip yang dikatakan Menparekraf RI Sandiaga Salahuddin Uno.
(SOF)