NEWSOPINI

Membuka Mata Melihat Bumi Siuna di Masa Lalu, Kini dan Masa Depan

Catatan: Sofyan Taha

Segala kerusakan di muka bumi disebabkan ulah perbuatan tangan manusia.

Penggalan arti ayat dalam kitab Al-Qur’an di atas itulah yang tampaknya terjadi di beberapa belahan muka bumi Indonesia saat ini. Salah satunya di Desa Siuna yang berada di ujung timur Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulteng.

Bagaimana tidak, bumi yang diciptakan dengan beragam sumber daya alam (SDA). Di antaranya hamparan tanah yang luas nan subur, dan dalam tanah menyimpan mineral berharga seperti nikel.

Dengan pembukaan lahan untuk perkebunan sawit dan penggalian hasil tambang mineral berdasarkan rekomendasi hingga izin yang ditandatangani oleh tangan-tangan manusia di tingkat pusat.

Kemudian dipegang tangan manusia sebagai pemilik perusahaan, dan dilakukan aktivitas kegiatan dengan menggunakan tangan tenaga kerja.

Telah mengambil SDA tanah yang luas nan subur dan mineral Nikel secara berlebihan, membuang sedimen hingga ke laut, pencemaran tanah, dan lainnya.

BACA JUGA:   Guna Tingkatkan Ekonomi Rakyat di Pedesaan, Disnakkeswan Banggai Sosialisasi & Bimtek Program Satu Juta Satu Pekarangan

Sementara dari awal aktivitas kegiatan hingga pasca beraktivitasnya beberapa tangan para pemilik kekuatan modal, pengawasan dari tangan yang berwenang lemah.

Padahal dengan mata telanjang terlihat jelas telah meninggalkan dampak besar terhadap kerusakan lingkungan di bumi Desa Siuna yang sebagian warganya hanya sesaat menikmati dampak positif dari terbukanya lapangan kerja.

Dampak negatif yang mesti dirasakan tidak dapat diketahui pasti hingga kapan. Yaitu ketika hujan telah mengakibatkan banjir lumpur yang membawa sedimen nikel. Jalan umum baik yang berstatus jalan Provinsi Sulteng maupun Kabupaten kerap ditutupi lumpur.

Sungai-sungai yang dulunya mengalir air yang relatif bersih. Dan dapat dipakai mandi, cuci dan kakus (MCK).

Kini air yang mengalir di sungai-sungai Desa Siuna rata-rata keruh. Tidak saja, manusia sebagai makhluk hidup yang ada di bumi Desa Siuna.

BACA JUGA:   Rangkaian Acara Perpisahan Kajari Banggai R W Bagus Wicaksono, Berikut Ini Pesan-pesan Menyentuhnya!

Termasuk binatang yang berada di alam bebas seperti buaya berjenis buaya muara yang dulunya tidak pernah menampakkan diri di permukaan air. Kini sudah kerap muncul berkeliaran di laut Desa Siuna.

Kenyataan pahit ini semua tidak terlepas dari ulah perbuatan tangan manusia yang memiliki kewenangan di pusat hingga daerah, bahkan desa tempat masuknya manusia yang memiliki kekuatan modal yang cenderung hanya ingin tangannya bisa memegang keuntungan berupa uang atau kekayaan yang melimpah.

Penulis yang juga memiliki tangan namun tidak mampu berbuat banyak, hanya bisa menengadahkan tangan berdoa kepada Allah SWT, Tuhan YME.

Semoga tangan-tangan manusia yang berwenang menandatangani rekomendasi hingga izin, dan tangan yang memiliki kekuatan modal. Tidak sampai ada lagi yang tertangkap oleh tangan penegak hukum atas dugaan korupsi.

BACA JUGA:   Festival Pandanga dan Kintom Expo Resmi Ditutup, Desa Dimpalon Banggai Raih Juara Umum

Seperti contoh kasus yang tengah viral yakni dugaan korupsi penambangan SDA timah yang mencapai kerugian ratusan triliun rupiah. Di mana tidak saja terancam sanksi hukum berat di kehidupan dunia saat ini. Namun juga di akhirat kelak.

Juga semoga semua kerusakan di muka bumi akibat ulah tangan manusia. Di mana dengan cepat telah menjadi kenyataan pahit saat ini. Tidak lantas mempercepat turunnya azab dari Allah SWT, Tuhan YME. Amin Amin Amin Ya Rabbal Alamin.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News