Nambo Dalam Lingkar Kepentingan: Dari Siapa, Oleh Siapa, Untuk Siapa?
OLEH: Hari Sutrisno E. Suyono
(Mantan Ketua PK KNPI Kecamatan Nambo periode 2013-2016).
Terhitung sejak dimekarkannya kecamatan ini ditahun 2011 silam, praktis dua periode pesta demokrasi pemilihan Kepala Daerah maupun pemilihan Legislatif di Kabupaten Banggai, Nambo menjadi target (ruang/ajang) para oknum elite politik utk meraup suara dalam rangka merebut kekuasaan.
Namun kondisi terkait problematika yang begitu kompleks hari ini, menjelaskan betapa Nambo butuh tidak hanya sekedar janji-janji kampanye belaka.
Tercatat diperiode terakhir ini, Nambo menyumbangkan suara signifikan kepada beberpa oknum elite politik yang duduk di ‘Kursi Panas’ Lalong hasil pileg 2019 yang lalu. Tentu, tak bisa kemudian dinafikkan bahwa Nambo juga sebagai penyumbang suara hasil pemenang Pilkada di 17 TPS dari total 18 TPS yang ada di wilayah ini.
Beberapa fakta menjelaskan, hasil suara yang diraup oknum anggota Legislatif dibeberapa partai politik hari ini (meraup suara signifikan) khususnya dalam dapil 1 yang mana Kecamatan Nambo include didalamnya, menurut pengamatan kami dilapangan masih belum berbanding lurus dengan program yang kemudian terealisasi di Kecamatan Nambo.
Ada apa…??? Mengapa…???
Belum cukupkah suara yang disumbangkan sebagai keseriusan, bahwa dipundak para elite (aleg) inilah disandarkan harapan-harapan masyarakat Nambo…???
Ataukah pemaksimalam program menunggu “injury time” masa periodisasi sebagai strategi memperpanjang nafas kekuasaan…?? Entahlah…!!!
Sementara Nambo sendiri, belum mampu atau mungkin belum ingin menghadirkan putra-putri terbaiknya utk dipercaya sebagai wakil masyarakat tempat menitipkan aspirasi.
Padahal dalam kalkulasi kotor hitungan matematis politisnya, Nambo dapat melahirkan maksimal dua orang perwakilan yang dapat menempati kursi panas DPRD Kabupaten Banggai berdasarkan DPT Kecamatan Nambo saat ini.
Sekali lagi Entahlah…!!!
Dalam hemat berfikir saya, mungkin Nambo belum siap melahirkan Tokoh. Tokoh yang dapat terterima diseluruh kalangan, komunitas dan generasi. Sampai kapankah…???
Atau menunggu momentum yang pas dan siapa yang pantas mengemban amanah besar ini…???
Belum saatnyakah kita (Nambo) untuk mandiri dan berdikari (berdiri dikaki sendiri)…????
Ataukah figur-figur ketokohan di Kecamatan Nambo dipandang belum siap untuk menyandang amanah besar ini??? Lantas….???
Era semakin modern dan maju, namun Nambo masih dalam langkah stagnan.
Tak kasihan kah kita pd para penerus…???
Di Nambo ada pelaku seni, pelaku budaya, pelaku olahraga, umkm, pandai besi, petani, nelayan dan lain sebagainya. Pernahkah kita bertanya, bagaimana nasib mereka hari ini…???
Kita tahu bersama daerah kita sedang dilanda inflasi yg tinggi, tentu pergerakan ekonomi yg lemah ini berdampak serius terhadap para pelaku-pelaku usaha tadi.
Sembari menanti tawaran dan langkah-langkah solutif dari Pemerintah Daerah, mari bersama kita satukan paradigma untuk Kecamatan Nambo yg lebih baik.
Jika di situasi ini saja kita masih belum gelisah, maka mari kita periksa nurani kita masing-masing. Mungkin ada yg salah.
Melalui tulisan ini, dengan segala kerendahan hati saya mengajak to utus-utus, para pemangku kebijakan diwilayah, seluruh stakeholder lintas generasi dan komunitas, “WAKITUU’ NYOMO NA KITA MOSA’ANGU'” (Sudah Saatnya Kita Bersatu).
Ada momentum didepan mata kita…!!!
#2024NamboForLalong
#NamboUntukBanggaiYangLebihBaik
(*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik: Banggai News